Menu

Selasa, 13 Maret 2018

Nasi Goreng
gambar makanan nasi goreng
Nasi goreng juga ada di negara-negara lain, namun bagaimanapun juga nasi goreng Indonesia terasa lebih enak di lidah karena memang dimasak menggunakan bumbu-bumbu khas Indonesia yang sangat kaya.




sumber:https://uprint.id/blog/gambar-makanan-khas-indonesia/
Pempek
gambar makanan pempek 
Apa jadinya jika ikan dan tepung diadon menjadi satu lalu digoreng? Pempek adalah sebutan untuk makanan ini. Pempek biasanya dimakan menggunakan bumbunya yang terbuat dari cuka yang dicampur dengan gula. Jika gambar makanan di atas sudah mampu membuatmu lapar, maka bayangkan betapa menggiurkan rasanya.



sumber:https://uprint.id/blog/gambar-makanan-khas-indonesia/
Gado-Gado
gambar makanan gado-gado
Gado-gado adalah makanan khas Indonesia yang sehat. Kamu bisa lihat dari gambar makanan di atas, isinya adalah sayur-sayuran. Dicampur dengan bumbu kacang super lezat membuat gado-gado menjadi salah satu makanan berisi sayuran yang paling banyak disukai.




sumber:https://uprint.id/blog/gambar-makanan-khas-indonesia/
Sate
gambar makanan sate
Sate, siapa yang tidak suka makan sate? Makanan yang menggunakan tusuk bambu dan menghasilkan bau harum saat dibakar ini adalah makanan kesukaan banyak orang Indonesia. Jenis sate ada bermacam-macam, seperti sate ayam, babi dan kambing. Gambar makanan sate di atas sudah membuatmu meneteskan air liur, kan?







sumber:https://uprint.id/blog/gambar-makanan-khas-indonesia/
Rendang
gambar makanan rendang
Dilihat dari gambarnya saja rendang sudah lezat, apalagi saat kamu mencicipinya. Kelezatan rendang sudah dikenal dunia. Bahan utama rendang adalah daging. Dimasak dengan aneka bumbu khas Indonesia, rasa rendang menjadi tiada duanya. Banyak orang yang langsung ketagihan pada saat pertama kali mereka mencicipi rendang.



sumber:https://uprint.id/blog/gambar-makanan-khas-indonesia/

Senin, 12 Maret 2018

Senjata Tradisional Kujang
senjata tradisional jawa barat kujang
Kujang merupakan senjata tradisional dari Jawa Barat yang mana oleh masyarakat Sunda disakralkan dan dianggap magis. Kujang menurut masyarakat Jawa Barat berasal dari bahasa sunda kuno yaitu kata Kudi dan Hyang.
Kudi yang berarti Senjata dengan kekuatan gaib sedangkan Hyang berarti dewa atau masyarakat sunda mengartikannya kedudukan yang di atas Dewa. Berarti Kujang adalah pusaka yang mememiliki kekuatan magis yang kekuatannya berasal dari para dewa.
Ukurannya senjata kujang biasanya berkisar antara 20 sampai 25 cm dan digunakan sebagai perlengkapan peralatan pakaian laki-laki.
Peneliti menyimpulkan bahwasanya dari bentuk kujang, kira-kira senjata ini diperkenalkan oleh nenek moyang Sunda yaitu sebelum abad 8 dan 9, namun ada juga pendapat bahwasanya kujang dibuat pada abad 8 dan 9.


sumber:https://hidupsimpel.com/senjata-tradisional-jawa-barat/
Senjata Tradisional Golok
senjata tradisional jawa barat bedog
Bedog atau Golog merupakan senjata khas dari Jawa Barat. Kita lihat bentuknya besar menyerupai pisau besar makanya disebut golok. Di Tiap daerah Jawa Barat mungkin kebutuhan dan kegunaan golok atau bedok tersebut berbeda makanya kita akan menjumpai bentuknya yang beragam dan bervariasi di tiap daerahnya.
tetapi meskipun beragam variasinya dapat kita lihat pada ciri-ciri umumnya, diantaranya adalah Panjangnya sekitar 30 cm-40cm. Ada juga yang berukuran lebih dari 40cm disebut kolewang atau biasa dipanggil gobang.



sumber:https://hidupsimpel.com/senjata-tradisional-jawa-barat/
Senjata Tradisional Kandik
Kandik yaitu berasal dari daerah Bali yang bermakna kapak. Senjata tradisional kandik mempunyai bentuk sama persis dengan kapak lainnya yang mempunyai pegangan yang panjang. Kandik juga biasa digunakan untuk memotong dan membelah kayu oleh para masyarakat Bali.
Busur dan Panah
Busur atau panah atau busur panah dikategorikan sebagai sebuah senjata yang digunakan untuk menembakkan anak panah, dibantu oleh kekuatan elastisitas dari panah itu sendiri. Biasanya senjata ini digunakan untuk berburu dan pada masa lalu sebagai salah satu peralatan perang. Selain itu panah
juga digunakan sebagai alat utama dalam olahraga panahan.
     Desain dari panah dipengaruhi oleh kebudayaan dan masa dimana alat itu dibuat. Desain panah yang paling umum yang digunakan oleh bangsa bangsa pada masa lampau adalah kayu (biasanya digunakan oleh Bangsa Inggris Kuno) dan kombinasi kayu-tulang (biasanya digunakan oleh Bangsa Asia Kuno). Pada masa sekarang, bahan untuk membuat panah yang mendominasi adalah plastikkarbon, material sintetik atau bahan campuran.
     Orang yang menggunakan busur panah disebut sebagai pemanah.


Rumah Adat Papua Barat
Papua Barat atau yang dahulu dipanggil Irian Jaya Barat (Irjabar) adalah sebuah provinsi di Negara Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua dan beribukota Manokwari. Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, bagian selatan dengan Laut Seram dan bagian tenggara berbatasan dengan provinsi Papua.

Rumah adat Papua Barat didirikan oleh suku Arfak, yaitu suku utama di Papua Barat. Rumah adat ini disebut juga Mod Aki Aksa (Lgkojei) yang artinya rumah kaki seribu. Rumah adat Papua yaitu Honai juga terdapat pada Papua Barat, akan tetapi penduduk di Papua Barat lebih mengandalkan hasil laut dibandingkan bertani, sehingga penduduknya mendirikan rumah adat mereka berupa rumah panggung yang identik sebagai kehidupan nelayan. Rumah adat ini terdapat di Manokwari namun saat ini jumlahnya semakin berkurang, terutama di kampung-kampung yang tersebar di pinggiran pedalaman di bagian tengah pegunungan Arfak. 
Rumah Adat Bolon
Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia.[1] Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara.[1] Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara.[1][2] Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara.[1] 13 Raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam.[1]Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola.[1] Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-masing.[1] Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.[1]Saat ini, rumah bolon adalah salah satu objek wisata di Sumatera Utara.[1] Rumah Bolon adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan.[1]


Rumah Adat Padang
Rumah Adat Sumatera Barat – Sumatera Barat adalah salah satu dari sekian banyak provinsi di Indonesia dengan menjadikan kota Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai dengan namanya, provinsi tersebut terletak di pesisir barat pulau Sumatera. Dibagian sebelah barat provinsi ini terdapat sebuah kumpulan pulau-pulau kecil yang bernama Kepulauan Mentawai yang bahkan masih termasuk bagian dari wilayah Sumatera Barat.
Kebanyakan di Sumatera Barat ini dihuni oleh masyarakat Suku Minangkabau dan telah diyakini sebagai penduduk asli dan sekaligus mayoritas disana. Suku Minangkabau atau lebih dikenal dengan orang Minang, memiliki ikatan dengan suku Melayu yang kini memiliki berbagai budaya dan karakteristik yang unik. Tak hanya itu, ternyata penduduk disana terkenal dengan pandai berniaga, gemar merantau, dan pintar memasak.
Selain itu, terdapat banyak sekali keunikan yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut, seperti: rumah adat, tarian, alat musik, makanan khas dan masih banyak lagi. Nah… kali ini kita akan membahas salah satu ikon budaya dari provinsi Sumatera Barat yaitu pada rumah adatnya. Agar lebih jelasnya lagi berikut penjelasan tentang rumah adat Sumatera Barat secara lengkap.
M1 Garand
M1 Garand adalah senapan semi-otomatis pertama yang dijadikan senapan standar untuk infanteri. Senapan ini menggunakan peluru kaliber .30-06 Springfield. Senapan M1 Garand menggantikan senapan Springfield M1903 sebagai senapan standar militer Amerika Serikat pada tahun 1936. Kemudian senapan ini digantikan oleh senapan jenis M14 pada tahun 1957.


Rumah Adat Kalimantan Tengah
Rumah Betang merupakan rumah adat khas yang dapat dijumpai di banyak tempat di banyak penjuru di Kalimantan. Rumah khas ini terutama ditemui di daerah hulu sungai yang umumnya menjadi pusat tempat tinggal suku Dayak.

Suku Dayak Kalimantan sendiri menjadikan sungai sebagai jalur transportasi utama. Di sana mereka melakukan berbagai aktivitas kehidupan keseharian seperti pergi ke ladang yang umumnya berada jauh dari pemukiman mereka.
Sungai juga menjadi tempat berdagang dimana dahulu kala suku Dayak berdagang dengan menggunakan sistem barter yakni saling bertukar hasil ladang, hasil kebun, atau bahkan ternak.
Bentuk dari rumah Betang ini sendiri sangat beragam. Ada bentuk rumah Betang yang panjangnya bisa mencapai 150 meter dengan lebar 30 meter. Rumah Betang dibangun berbentuk panggung dengan tinggi antara 3-5 meter dari permukaan tanah.
Ketinggian tersebut bertujuan untuk menghindari resiko banjir saat musim penghujan yang sering mengancam banyak dari di hulu sungai di Kalimantan.
Dalam beberapa unit pemukiman, terkadang mempunyai rumah Betang tak hanya satu. Hal ini bergantung pada besarnya rumah tangga anggota komunitas pemukiman tersebut.
Setiap keluarga menempati bilik atau ruangan yang disekat dari rumah Betang yang besar tersebut. Selain itu, suku Dayak juga memiliki rumah tunggal sementara untuk aktivitas berladang karena jarak yang jauh dari ladang dan pemukiman.
Rumah Betang sendiri bahkan lebih dari sekedar bangunan tempat untuk tempat tinggal suku Dayak. Rumah tersebut merupakan jantung dari sruktu sosial kehidupan dari suku Dayak.
Budaya Betang ialah cerminan tentang kebersamaan dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalamnya setiap lini kehidupan perorangan diatur sistematis melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat.
Hal yang lain yang dicerminkan dari budaya tersebut ialah keamanan bersama. Baik itu dari gangguan kriminal atau bahkan berbagi makanan, suka dan duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang.
Rumah Adat Jawa
Rumah Joglo dibangun dengan desain arsitektur yang cukup unik. Salah satu keunikan tersebut terletak pada desain rangka atapnya yang memiliki bubungan cukup tinggi. Desain atap yang demikian dihasilkan dari pola tiang-tiang yang menyangga rumah. Utamanya pada bagian tengah rumah, terdapat 4 tiang berukuran lebih tinggi yang menyangga beban atap. Keempat tiang yang kerap disebut “soko guru” ini menyangga dan menjadi tempat pertemuan rangka atap yang menopang beban atap.

Selain memiliki fungsi sebagai ikon budaya dan gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa, rumah Joglo pada dasarnya juga berfungsi sebagai tempat tinggal. Untuk menunjang fungsi yang satu ini, rumah adat Jawa Tengah ini dibagi menjadi beberapa susun ruangan dengan fungsinya masing-masing seperti terlihat pada denah di samping, yaitu: Pendapa. Bagian ini terletak di depan rumah. Biasanya digunakan untuk aktivitas formal, seperti pertemuan, tempat pagelaran seni wayang kulit dan tari-tarian, serta upacara adat. Meski terletak di depan rumah, tidak boleh dilewati sembarang orang yang hendak masuk ke dalam rumah. Jalur untuk masuk ada sendiri dan letaknya terpisah memutar samping pendapa. Pringitan. Bagian ini terletak antara pendapa dan rumah dalam (omah njero). Selain digunakan untuk jalan masuk, lorong juga kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit. Emperan. Ini adalah penghubung antara pringitan dan umah njero. Bisa juga dikatakan sebagai teras depan karena lebarnya sekitar 2 meter. Emperan digunakan untuk menerima tamu, tempat bersantai, dan kegiatan publik lainnya. Pada emperan biasanya terdapat sepasang kursi kayu dan meja. Omah njero. Bagian ini sering pula disebut omah mburi, dalem ageng, atau omah saja.  kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal.  Senthong-kiwa. Berada di sebelah kanan dan terdiri dari beberapa ruangan. Ada yang berfungsi sebagai kamar tidur, gudang, tempat menyimpaan persediaan makanan, dan lain sebagainya. Senthong tengah. Bagian ini terletak ditengah bagian dalam. Sering juga disebut pedaringan, boma, atau krobongan. Sesuai dengan letaknya yang berada jauh di dalam rumah, bagian ini berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka semacam keris, dan lain sebagainya  Senthong-tengen. Bagian ini sama seperti Senthong kiwa, baik fungsinya maupun pembagian ruangannya.  Gandhok. Merupakan bangunan tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping bangunan inti.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/rumah-adat-jawa-tengah-joglo-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.